Tuesday, September 30, 2025
Sunday, September 28, 2025
H144 24 JAM DALAM KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM - TAUBATKU UNTUK SIAPA?
24 JAM DALAM KEHIDUPAN SEORANG MUSLIM : HARUN YAHYA
(edisi PDF - terjemahan ke Bahasa Indonesia)
JOM BACA : 1/3200
TAUBAT KU UNTUK SIAPA : IBNU JAUZI
PENTERJEMAH : ANIZA AZARI
PTS PUBLISHING HOUSE (2022) : RM32.00
H144 STARTING WHAT TO DO IN LIFE
NIAT NAK BANGUN 4.00 PAGI
Kita kena berlumba-lumba, kita kena dulu (beramal).
Kita berasa cemburu orang beramal.
Saya pesan pada Tuan-tuan, kalau boleh malam-malam bangun. Pukul 4.00 pagi, bangun.
Sembahyang (sunat):
1. Solat sunat Wuduk - 2 rakaat
2. Solat sunat Taubat - 2 rakaat
3. Solat sunat Tahajud - 12 rakaat (2 rakaat, 1 salam)
4. Solat sunat Hajat - 2 rakaat
5. Solat sunat Witir - 3 rakaat
Dalam solat sunat Hajat, minta satu saja:
"Ya Allah makbulkan permintaan aku yang aku minta pada bila-bila masa, ke arah kebaikan."
Akhir sekali, witir 3.
Semuanya 21 rakaat.
Kalau tak boleh (buat 21 rakaat).. buat satu rakaat je lah, witir 1 rakaat.
Kalau tak boleh, tak payah.
Tidur je lah. 

Fadhilat (apa untungnya, kelebihan)..?
1. "Diwaktu malam Tahajudlah, semoga Allah utuskan bagimu makam yang terpuji."
2. Nanti kubur kita terang-benderang seperti matahari baru terbit.
Dalam kegelapan kubur, siapa nak teman kita?
Amalan kita.
Amalan kena sentiasa tambah.
Tambah.
Tambah.
Saya selalu pesan supaya kita sama-sama senang dalam kubur.
Mati tak tau bila.
Senang-senang mati.
Tak semestinya orang sakit itu mati.
Tak semestinya orang sihat tak mati.
Silap-silap orang sihat mati dulu sebelum orang sakit.
Orang sakit di hospital bertahun-tahun, tak mati-mati.
Tiba-tiba, orang sihat pulak mati.
Itu sebabnya orang mati kadang-kadang senyum sebab dah nampak balasan, Allah Taala dah tunjukkan.
Ada orang berkerut mukanya sebab Malaikat dah tunjukkan tempat dia di Neraka.
Kita esok bila mati, biar senyum.
TUAN GURU DATO' ISMAIL KAMUS..
Saturday, September 27, 2025
7 Tanda Awal Serangan Jantung 
1. Letih Melampau Tiba-Tiba
---
2. Ketat / Tekanan di Dada, Leher & Rahang
---
3. Rasa Macam Gastrik (Tapi Bukan)
---
4. Peluh Sejuk Tiba-Tiba
---
5. Cemas & Gelisah Tanpa Sebab
---
6. Sakit Belakang, Bahu & Lengan Kiri
---
7. Sesak Nafas Walaupun Tengah Rehat
---
Friday, September 26, 2025
H146 26 SEPTEMBER 2025 - MOVE IT - DO IT
Banyak dari kita hidup dalam pusaran rutinitas yang melelahkan. Bangun siang, terburu-buru menjalani hari, menghadapi stres yang tak berkesudahan, lalu tidur larut malam, hanya untuk mengulang pola yang sama esok hari. Hari demi hari berlalu, namun rasanya tidak ada perubahan yang berarti. Kita merasa seperti terseret oleh arus, tanpa kendali, tanpa arah. Namun, apa jadinya jika perubahan besar dalam hidup tidak harus dimulai dengan langkah besar, tapi cukup dengan hal yang sederhana, seperti bangun sebelum adzan subuh?
Di Keheningan waktu subuh, ketika dunia masih gelap dan belum terbangun, jiwa manusia justru menjadi lebih terang. Ini adalah waktu di mana kita bisa mendengar suara hati yang biasanya tertutupi oleh hiruk-pikuk dunia. Allah menyebut waktu subuh sebagai syahidah, waktu yang disaksikan. Disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang. Disaksikan oleh langit dan bumi. Inilah saat ketika doa-doa kita tidak hanya didengar, tapi juga disaksikan oleh semesta.
Orang-orang besar yang hidupnya penuh makna memiliki satu kebiasaan yang sama, mereka bangun sebelum dunia bangun. Bukan karena ambisi duniawi, tetapi karena mereka memahami bahwa ketenangan jiwa adalah fondasi dari segala pencapaian. Mereka memilih untuk menguasai hari, bukan dikuasai olehnya. Bangun subuh bukan hanya soal disiplin waktu, tapi tentang melatih jiwa untuk memimpin tubuh. Saat kita memilih untuk bangun ketika tubuh ingin tetap tidur, kita sedang melatih jiwa untuk menjadi pemimpin, bukan pengikut. Ini adalah latihan batin yang luar biasa, latihan untuk menunda kenyamanan sesaat demi kedamaian jangka panjang.
Secara ilmiah, waktu antara pukul 4 hingga 6 pagi adalah fase emas bagi tubuh dan pikiran. Di waktu ini, hormon kortisol berada pada titik rendah, membuat tubuh minim stres. Serotonin meningkat, menciptakan suasana hati yang stabil. Dan dopamin segar siap memberi kita dorongan motivasi terbaik. Tubuh dan jiwa seperti di-reset, siap menghadapi tantangan hari itu. Shalat subuh menjadi titik awal penetapan prioritas hidup. Saat kita memulai hari dengan menghadap Sang Pencipta, kita sedang menegaskan bahwa hubungan kita dengan Allah adalah hal paling utama. Dan saat hal yang paling penting sudah kita dahulukan sejak awal hari, maka hal-hal lain akan mengikuti dengan lebih mudah. Kita menjadi lebih tenang, lebih sadar, dan lebih fokus.
Subuh juga mengajarkan kita untuk melihat hidup sebagai anugerah, bukan beban. Ketika dunia masih sunyi, kita duduk diam setelah shalat, merasakan ketenangan yang tak bisa dibeli. Itu bukan tentang sok religius, tapi tentang menjadi manusia yang utuh, yang jiwanya terjaga dan tubuhnya sadar. Subuh bukan sekadar waktu ibadah, ia adalah investasi terbaik bagi kesehatan mental dan spiritual kita.
Langkah awalnya pun sederhana. Cukup set alarm 15 menit sebelum adzan subuh. Bangun, wudhu, shalat, lalu duduk sebentar. Rasakan heningnya pagi. Tarik napas dalam-dalam. Nikmati momen itu. Sebuah rutinitas kecil, namun memiliki kekuatan besar untuk mengubah hidup. Karena sesungguhnya, yang paling mengerikan dalam hidup bukanlah kemiskinan, bukan pula kegagalan atau penolakan. Tapi ketika kita sampai di penghujung usia, dan menyadari bahwa selama ini kita tidak pernah benar-benar hidup. Bahwa kita hanya menjalani hidup, tanpa benar-benar menghayatinya.
Subuh adalah momen harian yang penuh makna. Momen ketika kita bisa memilih untuk tidak lagi menjadi penonton dalam hidup sendiri, melainkan menjadi protagonis. Dan bagian terbaiknya? Allah memberikan kita kesempatan itu setiap hari. Tinggal kita mau menyambutnya atau tidak.
Selamat menjemput subuh. Selamat menyambut hidup yang baru.
Thursday, September 25, 2025
Tuesday, September 23, 2025
H149 23 SEPTEMBER 2025 - MOVE IT - DO IT
Banyak dari kita hidup dalam pusaran rutinitas yang melelahkan. Bangun siang, terburu-buru menjalani hari, menghadapi stres yang tak berkesudahan, lalu tidur larut malam, hanya untuk mengulang pola yang sama esok hari. Hari demi hari berlalu, namun rasanya tidak ada perubahan yang berarti. Kita merasa seperti terseret oleh arus, tanpa kendali, tanpa arah. Namun, apa jadinya jika perubahan besar dalam hidup tidak harus dimulai dengan langkah besar, tapi cukup dengan hal yang sederhana, seperti bangun sebelum adzan subuh?
Di Keheningan waktu subuh, ketika dunia masih gelap dan belum terbangun, jiwa manusia justru menjadi lebih terang. Ini adalah waktu di mana kita bisa mendengar suara hati yang biasanya tertutupi oleh hiruk-pikuk dunia. Allah menyebut waktu subuh sebagai syahidah, waktu yang disaksikan. Disaksikan oleh malaikat malam dan malaikat siang. Disaksikan oleh langit dan bumi. Inilah saat ketika doa-doa kita tidak hanya didengar, tapi juga disaksikan oleh semesta.
Orang-orang besar yang hidupnya penuh makna memiliki satu kebiasaan yang sama, mereka bangun sebelum dunia bangun. Bukan karena ambisi duniawi, tetapi karena mereka memahami bahwa ketenangan jiwa adalah fondasi dari segala pencapaian. Mereka memilih untuk menguasai hari, bukan dikuasai olehnya. Bangun subuh bukan hanya soal disiplin waktu, tapi tentang melatih jiwa untuk memimpin tubuh. Saat kita memilih untuk bangun ketika tubuh ingin tetap tidur, kita sedang melatih jiwa untuk menjadi pemimpin, bukan pengikut. Ini adalah latihan batin yang luar biasa, latihan untuk menunda kenyamanan sesaat demi kedamaian jangka panjang.
Secara ilmiah, waktu antara pukul 4 hingga 6 pagi adalah fase emas bagi tubuh dan pikiran. Di waktu ini, hormon kortisol berada pada titik rendah, membuat tubuh minim stres. Serotonin meningkat, menciptakan suasana hati yang stabil. Dan dopamin segar siap memberi kita dorongan motivasi terbaik. Tubuh dan jiwa seperti di-reset, siap menghadapi tantangan hari itu. Shalat subuh menjadi titik awal penetapan prioritas hidup. Saat kita memulai hari dengan menghadap Sang Pencipta, kita sedang menegaskan bahwa hubungan kita dengan Allah adalah hal paling utama. Dan saat hal yang paling penting sudah kita dahulukan sejak awal hari, maka hal-hal lain akan mengikuti dengan lebih mudah. Kita menjadi lebih tenang, lebih sadar, dan lebih fokus.
Subuh juga mengajarkan kita untuk melihat hidup sebagai anugerah, bukan beban. Ketika dunia masih sunyi, kita duduk diam setelah shalat, merasakan ketenangan yang tak bisa dibeli. Itu bukan tentang sok religius, tapi tentang menjadi manusia yang utuh, yang jiwanya terjaga dan tubuhnya sadar. Subuh bukan sekadar waktu ibadah, ia adalah investasi terbaik bagi kesehatan mental dan spiritual kita.
Langkah awalnya pun sederhana. Cukup set alarm 15 menit sebelum adzan subuh. Bangun, wudhu, shalat, lalu duduk sebentar. Rasakan heningnya pagi. Tarik napas dalam-dalam. Nikmati momen itu. Sebuah rutinitas kecil, namun memiliki kekuatan besar untuk mengubah hidup. Karena sesungguhnya, yang paling mengerikan dalam hidup bukanlah kemiskinan, bukan pula kegagalan atau penolakan. Tapi ketika kita sampai di penghujung usia, dan menyadari bahwa selama ini kita tidak pernah benar-benar hidup. Bahwa kita hanya menjalani hidup, tanpa benar-benar menghayatinya.
Subuh adalah momen harian yang penuh makna. Momen ketika kita bisa memilih untuk tidak lagi menjadi penonton dalam hidup sendiri, melainkan menjadi protagonis. Dan bagian terbaiknya? Allah memberikan kita kesempatan itu setiap hari. Tinggal kita mau menyambutnya atau tidak.
Monday, September 22, 2025
Sunday, September 21, 2025
Friday, September 19, 2025
Thursday, September 18, 2025
SURAH AT TAUBAH AYAT 128-129
Baca ayat ini sebanyak 7 kali setiap kali selesai solat fardhu, dengan izin Allah..
2. Jika dia seorang yang hina, maka akan menjadi seorang yang mulia
3. Jika dia seorang yang kalah, maka akan segera mendapatkan pertolongan
4. Jika dia seorang yang berkesempitan, maka akan mendapat kelapangan
5. Jika dia seorang yang berhutang, maka akan segera dapat membayar
6. Jika dia seorang yang berada dalam kesusahan, maka akan hilang kesusahannya
7. Jika dia seorang yang sulit dalam penghidupan, maka akan segera mendapat kelapangan kehidupan
Untuk dipermudahkan hafazan:
Ayat 128 Surah At-Taubah
“Laqad jaakum rasoolun min anfusikum AAazeezun AAalayhi ma AAanittum hareesun AAlaykum bilmu’ mi neena raoofu raheem”
Ayat 129 Surah At-Taubah
“Fa-in tawallaw faqul hasbiya Allahu la ilaha illa huw AAalayhi tawakkaltu wahuwa rabbu alAAarshi alAAzeem”
Erti ayat 128
Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari golongan kamu sendiri (iaitu Nabi Muhammad s.a.w.), yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang kesusahan yang ditanggung oleh kamu, yang sangat lobakan (inginkan) kebaikan bagi kamu, (dan) ia pula menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang-orang yang beriman.
Erti ayat 129
Kemudian jika mereka berpaling ingkar, maka katakanlah (Wahai Muhammad): “Cukuplah bagiku Allah (yang menolong dan memeliharaku), tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia kepadaNya aku berserah diri, dan Dialah yang mempunyai ‘Arasy yang besar.
Subscribe to:
Comments (Atom)
⚔⚔⚔ 095 DAYS TO GO @ TARGET : 1 SYAWAL 1447H ⚔⚔⚔
......................................................................................................................................... FO...
-
Dato Seri Muhamad Sanusi Md Nor ( Menteri Besar Negeri Kedah berkata: Jika Sistem Pondok Sepenuhnya yang top di Kedah ialah " Pondok L...
-
AMALAN HARIAN 1. Solat Tahajud di waktu ¾ malam sekurang-kurangnya 2 rakaat & solat sunat Witir sekurang-kurangnya 1 rakaat sebelum ma...
-
Pepatah arab pernah mengatakan bahawa: الْعِلْمُ بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَر Maksudnya: “Ilmu tanpa amal umpama pohon tak berbu...
-
TARIKH BERAT GULA TEKANAN DARAH 21/06/2025 95.2 kg ...
















